-->

Pages

Monday, November 27, 2017

Lemon Drizzle Cake

Saya sukaaaaa cake. Terutama jenis cake padat mengenyangkan seperti bolu :D. Mungkin karena kebiasaan ibu saya di jaman dulu kala yang sering bikin kue bolu di rumah. Bolu menjadi bagian dari kenangan masa kecil yang menyenangkan. Witing tresna jalaran saka kulina. Dari kebiasaan masa kecil, sukanya terbawa sampai sekarang.



Kadang-kadang saya baking. Kadang doang, kalo pas mood. Walaupun anak saya sering minta dibikinin kue, tapi mengingat umur, saya nggak memaksakan diri :D Boro-boro ngeluarin oven dan temen-temennya, pulang kantor nyampe rumah kadang cuma pingin boboran minyak angin, pijet-pijet boyok sama urut-urut kaki.

Kue bolu, atau yang sekarang tren perkulineran disebut butter cake, teksturnya nggak terlalu manis (dibandingkan sama kue tart dan sebagainya yang muanis buanget), padat tapi nggak seret. Enak dimakan bareng kopi atau teh, terutama di sabtu atau minggu pagi (waktu-waktu paling sering turun gunung bikin kue). Dan yang jelas, bikin kenyang! That kind of cake makes my tummy happy *elus-elus perut*

Dan yang paling penting dari semuanya, saya suka baking butter cake karena guampang! Easy peasy. Kalo yang ribet-ribet, macam bahannya dipisah-pisah jadi bahan A, B, C, D, E, F dan seterusnya, pakai teknologi tingkat tinggi macam au bain marie (et dah ngomongnya aja belibet), atau yang berpotensi menghasilkan cucian piring ruarrrr biasah, saya mundur teratur daah.. Butter cake yang saya suka adalah cake yang simpel, gampang bikinnya, bisa pake perkakas baking minimalis di rumah, yang bahannya ada di warung bahan kue depan komplek. Tapi rasanya enak. :D

Salah satu resep andalan butter cake saya adalah Mrs. Ng SK Vanilla Butter Cake yang linknya pernah saya posting di sini. Butter cake tersebut ngehits buanget di kalangan food blogger, dan resepnya memang terbukti anti gagal (buat saya yang pengetahuan per-baking-annya bisa digolongkan selevel playgroup) dan hasilnya enyaaak menurut saya. Cuma prosesnya rada ribet sih, karena resepnya menggunakan metode mengocok putih telur secara terpisah, nambahin cucian piring juga nih! :D

Beberapa waktu lalu iseng-iseng blogwalking per-baking-an, saya mendarat di postingan ini. Foto cakenya nampak moist dan lembut, bahannya sederhana, caranya gampang tapi unik, menggunakan semacam sauce yang dituangkan di atas permukaan cake yang matang untuk kemudian diserap oleh cakenya. Sauce yang dituangkan di permukaan kue ini membuat cake menjadi moist dan lembut. Dan rasanya, lemon! Oh oh oh, saya penasaran banget. Udah terbayang rasa kue lemon asam manis segar yang cocok banget buat kudapan minum kopi atau teh. Gak pakai banyak mikir, pulang kantor langsung mampir toko bahan kue trus sampe rumah ngeluarin oven. Saya menggunakan buah lemon segar sesuai resep asli (kebetulan di bakul buah deket rumah pas adaaaa, jarang-jarang nih padahal, tukang baking lagi ketiban nasib baik). Yang saya suka lagi, resepnya untuk ukuran kue satu loyang loaf. Pas banget sama kebutuhan, kadang kalo baking resep untuk kue ukuran besar hasilnya suka nggak maksimal.

Taraaaa! Jadiii.. dan bener asem seger moist enaaak, lemonnya kerasa banget... Mr. B yang biasanya susah makan cake pun bilang rasanya enyak. Duh, saya harus buru-buru taroh di blog nih biar nggak ilang resepnya! Btw ada yang ngeh ngga alas fotonya pake proyekan rajutan Spicier Life Blanket nan selow progressnya? Warna vintage-nya cakep yah, cuma agak gelap sebenarnya buat selera saya, next time pingin mroyek nuansa bright pastel.

LEMON DRIZZLE CAKE

125 gram mentega

175 gram gula pasir

2 buah lemon, parut kulitnya (bagian tipis dan kuning di permukaan buah) dan peras airnya

2 butir telur, kocok lepas

175 gram tepung terigu serbaguna

1/2 sendok teh baking powder

60 ml susu UHT plain

50 gram gula pasir untuk saus lemon


  • Ayak tepung terigu dan baking powder, sisihkan.
  • Panaskan oven 170 C, oles loyang loaf dengan margarin.
  • Kocok mentega, gula pasir dan parutan kulit lemon sampai mengembang.
  • Masukkan telur secara bertahap.
  • Turunkan kecepatan mikser, masukkan tepung dan susu secara bertahap, dahului dengan tepung, masukkan susu, dan akhiri dengan tepung kembali.
  • Oven selama kurang lebih 40 menit sampai mengembang dan bagian atasnya matang.
  • Sesaat sebelum cake keluar dari oven, siapkan saus lemon : panaskan air lemon dan gula pasir, aduk sampai larut (tidak sampai mendidih).
  • Segera setelah cake keluar dari oven, masih di dalam loyang, tusuk-tusuk permukaannya dengan tusuk gigi, kemudian tuangkan saus lemon ke seluruh permukaan kue.
  • Biarkan cake berada di loyangnya sampai semua saus lemon diserap oleh cake dan cake dingin.


Cake ini recommended untuk dicoba. Bagi yang tidak suka lemon yang rasanya cenderung asem banget, bisa diganti dengan nutrisari yang rasa asamnya lebih mild. Next request by my daughter: make vanilla butter drizzle cake!


Friday, November 24, 2017

Meet Little Miss Annie!

Halooo... apa kabar? Today is Friday, yay! Nggak kerasa ya ujug-ujug udah Jumat aja. Jumat barokah, Jumat semangat, dan besok sudah wikeeeeen *joget zig zag*. Di kantor juga hawanya udah liburan nih, tinggal menunggu detik-detik bel berbunyi: tenggo!! (begitu teng langsung go). 

Padahal masih dua jam lagi.

Beberapa hari ini karena Mr. B sibuk kerjaan kantor, jadinya nyonya rumah berperan penuh ngurusin rumah, termasuk taneman hidroponiknya Mr. B, ikan cupangnya Mr. B, buku-bukunya Kakak, juga mobil-mobilan motor-motoran sampe kereta-keretaannya Adek *lap keringet*. Jadinya rajutan selimut tempo hari belom kepegang lagi. Tapi untungnya, sempet ngerjain proyekan kecil-kecilan lain. 

I am crochet addict. I've been bringing crochet almost everywhere I go. Even to the office. Iyes, ini mainan ke kantor pun ngikut. Dibawa-bawa naik KRL :D Saya selalu membawa bekal makanan dari rumah karena sekalian masak buat yang di rumah, jadi di kantor nggak perlu keluar ruangan untuk beli makan siang. Ini menyumbang signifikan hemat waktu istirahat, dan juga hemat ongkos (mak irit yes) :D. Tambah lagi sosial media diblok di jaringan internet kantor, jelas mengurangi waktu "tenggelam" di sosial media. Lha gimana mau tenggelam, ngakses halaman login aja gak bisa. Jadi kalau udah cape/bosen browsingan, atau pas lagi mood enak untuk nge-craft, saya merajut. 




Proyekan on-the-go ini biasanya proyekan kecil, ringkes bentuknya dan ringkes benangnya. Nggak seperti blanket yang butuh 15 gulung benang lain-lain warna, kalau blanket mau ngikut ke kantor bisa-bisa saya kudu bawa travel bag :D Kali ini saya lagi kepingin bikin amigurumi. Udah lamaaaa banget nggak bikin amigurumi. Kemaren main-main di Pinterest, sempet ngelihat amigurumi matryoshka yang ultra lucu! Lucu banget, imut, feminin, manis. Aw aw aw kepingin bikiiiiin... tapi pattern-nya berbayar, dan akun Paypal pas lagi abis saldonya :D Ada beberapa pola yang free di internet, salah satunya nesting doll ini, yang juga another "lucu bangeeet", tapi sepertinya polanya agak rumit :D. Saya lagi pengen proyekan gampang kaya cemilan kacang, yang nggak pake berhitung mumet. 



Saya sudah lama suka matryoshka (ada juga yang menyebut babushka doll). Boneka yang jadi icon suvenir Rusia ini punya keunikan tersendiri. Satu set matryoshka terdiri dari beberapa buah boneka dengan berbagai ukuran, dari paling besar sampai paling kecil. Uniknya, setiap boneka bisa dimasukkan ke dalam boneka yang ukurannya lebih besar, demikian seterusnya sampai tinggal boneka terbesar. Karena itu disebut juga sebagai Russian nesting doll.

Sumber : Wikipedia

Walaupun populer sebagai suvenir khas Rusia, konsep nesting doll sebenarnya berasal dari Cina yang kemudian dibawa ke Jepang. Suatu ketika set boneka Jepang ini ditemukan seorang kolektor seni Rusia yang kemudian membawanya pulang dan memprakarsai pembuatan nesting doll khas Rusia. Sejak itu, nesting doll ini populer sebagai suvenir Rusia. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini.


Sumber : Wikipedia


Russian nesting doll disebut dengan banyak nama, salah satu yang paling terkenal (yang pertama kali saya kenal juga) adalah Matryoshka. Matryoshka berasal dari Matryona, nama anak perempuan yang populer di Rusia pada masa itu. Nama ini dianggap mewakili Russian nesting doll yang umum mencitrakan perempuan tradisional Rusia, digambarkan memakai busana tradisional, dan merupakan pengurus keluarga (anak-anak dan rumah). Konsep Matryoshka terasa relevan, bahwa keluarga merupakan prioritas utama saya. Hal ini juga yang membuat saya jatuh hati pada matryoshka, selain karena cuteness-nya. Karena tahu istri (dan anaknya juga) suka Matryoshka, beberapa waktu lalu Mr. B membawa wooden set Matryoshka asli dari Moskow, oleh-oleh temen yang baru pulang dari sana. Cantiik sekali bonekanya, cuma saya belom sempet pepotoan.


Set pertama Russian Nesting Doll (sumber : Wikipedia)


Kembali ke proyekan amigurumi boneka, selesai juga setelah saya kerjakan selama beberapa hari, seperti biasa sesempetnya dan seada-adanya benang. Benangnya pun ini sisaan dari proyekan Spice of Life Blanket tempo hari. Mostly katun bali big ply, dan campuran sedikit soft cotton big ply. Untuk tekstur benang, soft cotton lebih lembut dan lebih ringan dari katun bali.

Pattern-nya? Ngarangisasi. Asli ngarang sambil jalan. Kalau suruh ngulang lagi, entahlah bisa sama apa enggak hahaha... Ilmu kira-kira aja. Kalau seharusnya matryoshka terdiri dari beberapa boneka dengan berbagai ukuran, saat ini yang saya baru membuat satu boneka saja. Walau cuma satu boneka yang penting terinspirasi dari matryoshka *maksa*.

Soooo.... jeng jerejeng jeng jeng.... Please welcome Little Miss Annie. Miss Annie adalah gadis kecil periang dan bersemangat. Dia tinggal di pertanian, senang bercocok tanam dan menghasilkan makanan dari tumbuhan yang ditanam. 




Polanya relatif gampang, saya menambahkan sulam untuk hiasan badan Miss Annie. Sulam yang gampang-gampang aja, tapi hasilnya aw aw aw lucuuu.... udah kaya matryoshka yang bertebaran di Pinterest belom?




Tapi untuk sementara saat ini Miss Annie tinggal di kantor, untuk menemani saya di jam kerja :D Mudah-mudahan semangat dan keceriaannya menular ke seantero ruangan, termasuk saya. Jangan khawatir, saya sudah siapkan tempat yang nyaman di sudut meja untuknya. Dan ada akses internet 24 jam, Miss Annie bisa browsingan tips-tips dan ilmu baru pertanian, asalkan bukan browsingan sosial media karena alamat sosmed diblok semua :D 




Semoga betah ya Miss Annie!


Monday, November 20, 2017

November updates and 20+ more...

Nggak terasa sudah hampir sampai di penghujung 2017 ya, November sudah berlalu hampir setengahnya. Kadang suka berpikir, cepat sekali waktu berlalu ya. Kemana aja kita, udah ngapain aja tahun ini? Berhitung lebih banyak manfaat atau mudharat.




Di belahan lain dunia tidak cuma lembaran kalender yang diganti, cuaca juga berubah. Feed bloglovin saya yang dipenuhi blog-blog craft luar negeri penuh dengan cerita dan foto-foto musim gugur yang bernuansa kuning, orange, merah dan cokelat; my kind of favorite color, actually. 

Ada beberapa blogger inspiratif yang selalu saya tunggu updatenya, bahkan suka saya baca-baca postingan lamanya. Salah satunya adalah Lucy Attic 24. Saya ngefaaaans banget sama Lucy ♥♥♥. Lucy banyak menulis tentang rajutan crochet, hobi saya banget jenis craft yang satu ini. Tapi tidak hanya itu, Lucy juga menulis tentang kehidupannya sebagai ibu merangkap tukang ngurusi rumah, saya banget juga ini. Cuma bedanya, hehehe, Lucy menulis tentang kesehariannya di country side dari musim ke musim. Dan setiap musim itu menjadi inspirasi kreatif yang dituangkan dalam rajutan, pemilihan warna, juga interior rumah. She wrotes it beautifully. And she took some good pictures of it. Membaca blog Lucy seperti membaca perjalanan kreatif yang penuh warna dari keseharian seorang istri, ibu, dan crafter. Much alike me, in the mooooore creative and inspiring way :D

By the way, Lucy sudah mengumumkan Woodland Blanket CAL yang akan berlangsung mulai Januari. Saya berencana ikut, mudah-mudahan Spicier Blanket yang sedang saya kerjakan saat ini bisa segera selesai, jadi bisa move on ikutan Woodland. Biar ada alasan buat belanja benang lagi, asiiik... :D Merajut selimut itu asik banget lho, soooo relaxing.. bagi saya ini adiksi baru. Apalagi pattern Cherry Heart yang sedang saya kerjakan ini enjoyable banget untuk saya, relatif mudah, tutorialnya jelas, dan hasilnya: cantik. Buat saya ini menjadi terapi jiwani, semacam yoga untuk menyeimbangkan yin dan yang yang akhir-akhir ini suka berantakan :D Sometimes life gets tough, but doing my passion truly give me break from daily stressors and freshen my brain.




Rajutan selimut saya masih di seputaran Spicier Life Blanket CAL, yang baru sampai pattern part 3 (padahal aslinya mah udah selesai ini CAL wakakak...). Seperti biasa, speed selow senyampenya. Yang penting kita bahagia :D Saya suka sekali warna blanket kali ini, karena pilihan sendiri. Karena temanya spice, jadi saya pilih warna-warna perbumbu-dapuran. Yaaa sebisanya mencocokkan warna sih, karena warna benang yang dijual juga terbatas, nggak seperti Stylecraft Special DK yang punya 89 shade warna dan bikin nangis mupeng tiap kali liat katalognya. Saya memakai benang lokal murah meriyah soft cotton big ply. Bobot benangnya sedikit lebih ringan dan lebih lembut dibanding benang katun bali big ply yang saya pakai untuk selimut tempo hari, walaupun belum seringan benang impor yang rata2 mengandung komposisi akrilik. Pak bos cari nafkah yang rajin ya, supaya istrinya bisa merajut Woodland blanket pakai Stylecraft DK :D Kalau blanket yang tempo hari, itu kan pake benang sisaan. Theme-nya acakadut alias seada-adanya benang sisa, kalo abis ya udah :D






Beberapa hari terakhir sempet jalan-jalan ke luar kantor (dalam rangka tugas juga sih haha...). Yang pertama sempat ke almamater UI. Karena masih pagi, jadi masih sepi... pas banget buat foto-foto. Rasanya baru kemarin ya ngukur jalan pinggir danau ini setiap hari, pulang pergi ke perpustakaan, nyari wangsit buat theshit eh thesis :D Mungkin karena tertekan beban tesis, jadi nggak bisa menikmati suasana. Sekarang setelah masa-masa berat itu berlalu (halah!) rasanya berdiri di pinggir danau begini tuh tenaaaang... damaiiii.. udaranya segar, masih sepi pula, nggak ada suara bising kendaraan. Kalau nggak ingat kudu buru-buru lanjut ke kantor kayanya bakalan duduk nggelar rajutan trus merajut di sini menikmati pagi. Almamater saya ini hebat menjaga lingkungannya tetap bersih, hijau dan asri. Sampai2 kalau ada kuliah sore/malam nyari jajanan susaaaaah XD Di almamater sebelumnya, yang namanya bakul jajanan/makanan kaki lima berjajar dengan sukses di sepanjang trotoar jalan. Kalau lapar tinggal jalan selemparan koin, tinggal pilih mau apa. Nah, di almamater yang ini mo ke Indomaret aja kudu naik ojek atau bis kuning :D 






Yang kedua, minggu kemarin ada meeting di Novotel Bogor. Walaupun hotel lama, tapi cakep. Suasananya ala ala vintage rustic. Kesan tropis eksotisnya dapet banget, serasa masuk ke hotel-hotel di Bali. Ada banyak kombinasi warna kayu dan warna hijau, saya suka sekali gaya interiornya. Asik banget buat foto2, sayang cuacanya pas hujan. Sayangnya  lagi, jalan masuknya dari pusat kota jauuuuuuh.... susah cari makanan/cemilan (lagi2 makanan haha... yah namanya juga emak2, selain bawaan dari sononya gampang baper, juga gampang laper). Tapi berkat Go Food-nya Gojek, selamatlah kami para emak2 hahaha...




Mr. B juga minggu lalu halan-halan sekalian dines, ke Bromo. Hiks, pengen itut sebenernya... Dan Mrs. B cuma dapat kiriman foto-foto. Untung foto-fotonya bagus, lumayan lah ada yang bisa dilihat sama diupload. Hiks, walaupun lebih seneng lagi kalo ke sana dan motret sendiri. Cepet gede dong krucils biar emak bisa ikut halan-halan juga... (malah curhat). Such a beautiful view, beautiful color of nature. Kepingin suatu hari nanti bisa mengambil inspirasi warna dari alam untuk palet warna, seperti yang Lucy selalu lakukan. Masih harus banyak belajar sih.

And finally, weekend is the time for some delicious festive treats. Mulai bikinan rumahan sampe jajanan :D I love sweets, while Mr. B loves savoury taste and (lots) of fruits and vegetables. 





Ok, sekian dulu updatenya. Oiya, ada rapi-rapiin tampilan blog dikit, biar lebih enak buat browsingan. Semangat mengawali minggu yang baru, dan tetap sehat semuanya yaaa... 


Wednesday, November 1, 2017

Mommy Talk : Our Short Escape

"Een Dag In De Lands Plantentuin te Buitenzorg."




Begitu mungkin kata Oma-Oma Belanda, "sehari di kebun raya Bogor". Eh..nggak sampai sehari sih, cuma dua atau tiga jam aja kok :D Minggu kemaren anak-anak pada bosen, pingin halan-halan, tapi suasana lagi mager karena hari-hari isinya mendung-hujan. Kalau kita yang udah tua-tua gini, yang udah abis energi dari senen ampe jumat ngukur jalan, pas libur kadang pengennya ya libur aja, guling-guling di rumah, nggak ngapa-ngapain. Tapi anak-anak mah lain, baterenya Lithium Ion, ngga kenal capek ngga kenal males, muterrrrr terus maunya. Ya sudah, biar adil, sini nggak terlalu kecapean, tapi sono juga nggak bosan, kita cari short escape. Yang deket2 dari rumah aja biar kalo ujan gampang pulangnya (modus) :D




Akhirnya dipilih kebun raya bogor jadi tujuan lokasi. Deket, trus ganti suasana biar nggak mol lagi mol lagi, terus juga mendung (modus lagi) jadi nyonya bisa leluasa jalan-jalan tanpa kuatir kulit gosong terpanggang :D




Kebun raya ini memang lokasi fotoable banget. Tanamannya terawat, suasananya asri dan bersih. Tempatnya juga luaaas... puas deh buat muter-muter asal kuat kakinya. Kita juga sempat naik bis wisata keliling kebun raya.



Bahkan kita berkesempatan melihat bunga bangkai yang sudah sampai tahap menjelang mekar, alias walaupun masih kuncup tapi udah besaaar kuncupnya. Seumur-umur jadi warga Bogor, baru kali ini dapat momen melihat bunga bangkai. Karena bunga ini nggak selalu ada. Ada siklusnya, jadi setelah mekar, dia layu rontok, dan setelah beberapa waktu baru tumbuh kembali. Kata petugasnya, bunganya baru akan mekar 2-3 hari lagi, jadi minggu depan mungkin sudah mekar sempurna. Untuk sejarah kumplit kebun raya Bogor bisa dicek di tautan ini.




Habis itu pulangnya kita mampir ke Kedai Kita. Dulu tempat makan ini pernah jadi favorit sewaktu buntut baru satu. Tapi semakin ke sini kok ya semakin rame, yang dari sisi pariwisata berarti promo wisata Bogor berhasil sih, sehingga wisatawan domestik semakin banyak berdatangan. Tapi dari sisi warga kota Bogor, kalau rameee buanget gitu jadi malah jadi males ya :D mending cari lokasi lain yang nggak terlalu susah nyari tempat buat duduk. Alhamdulillah kemarin begitu nyampe Kedai Kita langsung dapat di tempat duduk yang nyaman. Kita pesan nasi goreng dan pizza kayu bakar. Wood-fired oven pizza ini memang jadi signature dish-nya Kedai Kita. Anak saya suka pizza-nya (dah emang dasarnya penggemar pizza haha).







Dari sisi kreatif, minggu ini nggak banyak kemajuan berarti sih. Saya masih proses dengan rajutan (calon) tas ini. Dan progress membaca juga masih belum selesai jadi ya belum bisa mereview. Tapi bagi saya bukunya bagus, jadi nanti pasti akan saya review. Doakan saja semoga cepat selesai bacanya ya :D



Cuaca yang nggak menentu, panas-mendung-hujan dan balik panas lagi, membuat badan rentan kena flu. Kayanya udah saatnya mengeluarkan stok suplemen vitamin. Tetap sehat-sehat yaa semuaa...