-->

Pages

Friday, December 29, 2017

Catatan Akhir Tahun

Akhir tahun ini diwarnai dengan tanggal merah berjejer di kalender. Sebentar lagi waktunya mengganti kalender lama dengan angka tahun yang baru. Jatah 365 hari di tahun 2017 sudah hampir sampai di ujungnya. Dipikir-pikir, apa yang sudah saya kerjakan di tahun ini ya?


1. Lulus kuliah. Blessing banget ini. Sejujurnya saat memulai, saya sendiri ragu-ragu, bisa nggak menyelesaikannya nanti. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan dipermudah. Dukungan keluarga adalah support terbesar saya, terutama di waktu injury time.


2. Kembali ngantor lagi. :D Karena kontrak cuti sekolah berakhir, berakhir juga kontrak sebagai SAHM. Balik lagi jadi ibu bekerja. Saya bersyukur anak-anak sudah mulai bisa mengerti. Walaupun Adek masih suka demonstrasi kalau ditinggal berangkat ngantor, tapi demonstrasi itu tanda cinta, jadi saya menerimanya dengan penuh kasih sayang. "Hilang"nya jam-jam kebersamaan karena harus digantikan dengan jam kantor, membuat kami lebih menikmati momen berkumpul bersama. Sekarang setiap malam kami menikmati leyeh-leyeh bersama (Adek masih di usia yang seneng ndusel-ndusel, meluk dan ngelendotin ibunya) sambil menjalankan kesenangan masing-masing. Kakak biasa bercerita tentang sekolahnya hari itu, atau membaca, atau sekadar duduk menonton televisi bersama.


Kadang-kadang berebut atau bertengkar dengan Adek, membuat kami sibuk melerai dan membujuk untuk saling berbaikan, Sometimes it was easy, sometimes took longer time and more effort (and Batman voices, too). Keramaian yang selalu saya rindukan setiap kali berada di luar rumah. Saya sendiri biasa menghabiskan waktu untuk merajut, atau membaca, atau sekadar uwel-uwelan dengan anak-anak. My most precious time.


3. Menyelesaikan beberapa proyekan kreatif, the taraaa! moment, amigurumi Annie boneka matryoshka, Spice of Life blanket, tas rajut Hexagonal, dan atasan croptop Breanah. Banyak juga ya, saya jadi lumayan merasa bangga. :D Ah, lihat, instagram best nine (btw akunnya @astutibaning, monggo follow ;p) pun menunjukkan tahun yang kreatif. Walaupun nggak sebanyak suhu-suhu crochet/knit yang lain, tapi bagi saya setiap berhasil menyelesaikan satu project, itu prestasi. Saya menikmati setiap proses dalam membuat karya handmade, terutama merajut. Merajut menjadi semacam terapi untuk merilekskan pikiran yang sibuk dan bising sepanjang hari. Membuat karya handmade adalah momen me time  Walaupun sering tidak sempurna dan ada kesalahan/kekurangan di sana-sini, namun setiap sentinya dibuat dengan cinta.


4. Membaca kembali. Tahun belakangan, frekuensi membaca saya menurun drastis. Hobi yang lebih banyak saya tekuni adalah merajut. Progress di blog sebelah jadi nggak maju-maju, pun di Goodreads. Tapi akhir-akhir ini, saya mulai menikmati membaca kembali. Hanya kali ini tipe bacaan saya sedikit berubah. Saya saat ini cenderung memilih buku non fiksi, dengan tema sehari-hari seputaran diri sendiri dan lingkungan sekitar, keluarga, rumah, tentang hal-hal yang saya temui sepanjang hari. Saya juga sedang suka dengan buku yang memiliki banyak gambar indah, baik ilustrasi maupun foto. Gambar membantu otak saya mencerna apa yang ditulis, dan mengistirahatkan mata dari jenuh tulisan dengan menikmati warna dan foto/ilustrasi yang indah. Warna-warni cerah dan gambar yang indah seringkali menginspirasi.



5. Menulis kembali. Tahun ini saya juga mulai aktif menulis kembali di blog. Saya rindu menulis. Di sini saya bisa berbagi tentang cerita keseharian, hal-hal yang menyenangkan, dan hobi yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya. Saya ingin lebih banyak menulis dan berbagi. Saya senang membaca kembali apa yang saya posting di blog, mengingat kenangan yang ditulis di dalamnya, hal-hal yang menyenangkan, membuat tersenyum saat mengenangnya kembali.
"There are three keys to a successful blog and they are good content, a clear and simple layout and a spirit of generosity, tolerance, inclusion and kindness." Rhonda Hetzel (Down to Earth) 


Di akhir tahun ini, yang sarat dengan suasana festival (liburan, diskon di berbagai pusat perbelanjaan, harbolnas) saya mendapatkan bingkisan kado. Baik dari Mr. Coffeeholic, anak-anak, maupun yang saya beri untuk diri sendiri. Tempo hari saya mendapatkan waktu me time untuk sekadar creambath di salon langganan dekat rumah. Saya mengambil paket creambath ginseng serta massage bahu dan punggung. Tidak makan waktu lama, tapi sungguh-sungguh merilekskan otot leher, punggung dan kepala. Dan secangkir teh herbal hangat menutup rangkaian terapi. Rasanya pas keluar dari salon itu freeeeeshh...


Saya juga membeli setumpuk buku, ada buku-buku Kakak, dan ada juga buku-buku emaknya. Sebagian adalah traktiran Mr. Coffeeholic dan sebagian lagi traktiran Telkomsel poin di penghujung tahun sebelum poinnya hangus (alias tuker poin) :D Buat yang belum tahu bahwa Telkomsel poin bisa ditukar dengan voucher Gramedia, ada di sini cara penukarannya.


Lihat, saya bahkan berhasil mendapatkan sepasang komik versi bahasa Jepang dan Indonesia! Versi Jepangnya adalah hadiah pembelian beberapa waktu yang lalu (setiap pembelian komik terbitan MnC berhadiah satu komik terbitan Jepang). Tempo hari, saya berhasil mendapatkan versi terjemahannya. Ini wish list Kakak, nih.


Ada juga beberapa buku travel sketch, saya tertarik nih. Saya jadi ingat dengan Mbak Sheila, saya mengikuti feed beliau dan suka membaca dan melihat coretan-coretannya. Jarang-jarang ada buku travel sketch lokal, maka saya membelinya.


Saya juga sempat meluangkan waktu bersama Mr. Coffeeholic untuk berjalan-jalan. Ngabur dari kantor sebentar sih, maksudnya. :D Pergi nonton Star Wars. Walaupun saya bukan fans Star Wars (saya lebih suka Coco, sebetulnya), tapi filmnya cukup seru kok ditonton.


Ah.. ada banyak kenangan dan cerita di tahun 2017. Ada banyak kebahagiaan dan kebersamaan bersama orang-orang tercinta. Di tahun 2018 nanti, ada banyak doa dan harapan. Semoga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, dan semoga tahun yang akan datang menjadi tahun yang penuh keberkahan, lebih semangat, lebih kreatif, dan lebih bermanfaat bagi kita semua. Bismillahirrahmanirrahim.
"May your coming year be filled with magic and dreams and good madness. I hope you read some fine books and kiss someone who thinks you're wonderful, and don't forget to make some art -- write or draw or build or sing or live as only you can. And I hope, somewhere in the next year, you surprise yourself." - Neil Gaiman

Happy New Year! 


Wednesday, December 27, 2017

Panen Sayuran, Resep Cake Gandum Oatmeal dan Cake Gandum Madu

Wiken ini sungguh wiken nan mantap jaya. Mantap panjang liburannya. Cocok banget buat jalan-jalan piknik. Nah, piknik kemana dong kita? Ke dapur. :D Tadinya sih sempat berencana mau jalan-jalan yang agak jauhan, suer. Tapi ada kebutuhan primer yang lebih mendesak, jadinya ya apa mau dikata. Dari kemarin mau nyari tukang bangunan buat ngerapiin rumah gak dapet-dapet. Lha kok pas libur jejer-jejer begini baru dapet. Yaaa sudahlah. Kalau nggak sekarang dicicil, susah lagi nanti nyari tukang. Yes, we are slowly renovating our house. Pelan-pelan tambal sulam dikit di sana dan di sini. Pinginnya suatu hari nanti jadi rumah yang nyaman sesuai harapan.



Lagipula mau kemana-mana juga macet (alesan sih). Tiap libur panjang begini udah kebayang aja bentuk Bandung, Bogor dan Puncak, pasti wewww... muacehehehet... (tetep alesan sih) :D Jadi yaaa.. kita liburan di rumah aja. Bersih-bersih, cuci-cuci gorden, jemur-jemur. Daaan wisata kuliner. Di rumah. :D

Beneran. Saya ngedapur melulu dari kemarin. Hidup berputar antara kompor, rak perkakas, rak bahan makanan, kulkas, sama tempat cucian piring. Rasanya kemarin masak melulu sama cuci piring melulu :D Tapi memasak untuk keluarga saat liburan (kalau hari kerja mah, suka nggak sempattt...) selalu membawa kebahagiaan dan kepuasan tersendiri. Memasak dengan cinta ♥♥.


Biasanya nih, penyakit libur panjang adalah tukang sayur keliling ikut libur. Suka malas keluar komplek ke warung sayur. Pagi di hari libur itu adalah waktu sakral buat mager. Jadi ya kemarin kita berdayakan apa yang ada aja. Apa yang ada di jemuran hidroponik saya. :D Paaas banget kebetulan tanamannya udah bisa dipanen, horeeeee... Tempo hari udah dibuat postingan tentang hidroponik ini ya. Di atas itu foto tumis tempe pokcoy hasil panenan kemarin. ENAK. Seriyes. Renyah krenyes-krenyes.



Hidroponik ini lebih daripada sekadar kebon ringkes buat yang kepingin jadi petani kota, tapi juga sebuah lingkungan ekosistem. Selain tanaman, ada satu ekor ikan cupang yang hidup di tempat penampungan air hidroponik untuk membersihkan jentik-jentik nyamuk. Saya juga sering menemukan belalang hinggap di tanaman hidroponik. Kadang-kadang malah ulat. Kalau ulat pasti langsung saya buang. Makan daun yang lain aja yaaa, jangan makan daun sayuran sayaaa...


Pagi beberapa hari belakangan ini saya modal baskom, pisau sama gunting, trus ke teras depan. Cekres cekres cekres. Panen. Udah deh, dapat bahan buat menu hari itu. Hari pertama, kangkung. Sempat panen sedikit bayam, tapi kami memutuskan untuk memasak tumis kangkung hari itu, jadi panen bayam tidak dilanjutkan.



Tumis kangkung belacan dengan terasi yang murah hati. Saya sukaaa harum terasi hmmm... :) Cuma saya nggak suka ngulek sambelnya. Karena kemarin blendernya mau dipakai untuk blender makanan adek, dan saya males nyuci blender dua kali (apalagi bekas terasi, adek pasti ngga mau makanannya bau terasi), terpaksa saya keluarkan perkakas andalan bibik. Ulekan. Hasilnya? Sambelnya enak. Tapi saya kapok. Saya amatir banget kalau udah soal ulekan. Selalu berantakan kemana-mana dan lama banget dapat tekstur yang dimaui. Pegel book... salut sama ibu-ibu yang bisa efektif efisien dan bersih rapi memakai ulekan *salim satu-satu*. Besok-besok jelas pakai blender saja. Saya punya rasa cinta dan kasih sayang yang besar pada blender saya yang selama ini selalu menggantikan peran ulekan. Ada yang bilang lain rasanya bumbu blenderan dan ulekan. Buat saya mah sama saja. :D Mr. Coffeeholic juga nggak masyalah. Daripada bete perkara ngulek, bisa-bisa batal jadi masakan penuh cinta. :D


Tumis kangkung terasi nyam nyam. Kata temen ini lebih cocok jadi bobor kangkung daripada tumis kangkung saking banyak airnya :D Tadinya ya nggak begini. Ini berhubung udah tinggal sisa karena kangkungnya udah diambilin :D Saking lapernya pada langsung ngambil dan makan, lupa belom dipoto haha... Lauknya ditemenin stok kulkas: telor asin. Nyam nyam.


Hari kedua kami panen bayam, ada bayam merah dan bayam hijau. Yang simpel-simpel aja, andalan sepanjang masa, pecel. Berhubung nggak ada tukang sayur, males keluar, dan kangkung udah abis dipanen kemarin, jadi bayamnya cuma ditemenin bahan yang tersisa di kulkas aja : taoge. Pecel simpel bin ngirit :D Yang penting enakk..


Untuk lauknya, rikuwes Mr. Coffeeholic minta tempe bacem. untungnya tetangga kami pengrajin tempe, jadi cukup ngesot aja kami sudah bisa dapat tempe. Tempe dibeli sehari sebelumnya pas baru saja dibuat, jadi masih bentuk kacang kedelai yang belum tumbuh jamur. Didiamkan semalam, paginya sudah berwarna putih cantik dan siap dimasak.


Dan tadi pagi kami panen pokcoy. Saya menemukan ulat di daun pokcoy yang membuat beberapa daun berlubang kecil-kecil. Tapi tak apalah, memang non pestisida kan, wajar kalau ulat nangkring di situ, enak dan aman dimakan soalnya :D


Tumis lagi. Bosen makan tumis pokcoy ala chinese food, jadinya dibikin tumis terasi (lagi) :D :D Anti mainstream ini namanya. Ah, saya jadi ngeces lagi nih bikin postingan ini. No no no, tak boleh makan lagi, sudah melewati batas waktu makan, kecuali kalau mau sukarela nambah kilogram berat badan (lagi).



Udah itu aja? Belooom... Itu baru main course :D Belom cemilan. Libur 4 hari nggak ada cemilan garing juga. Jadi sekalian kemarin nggak cuma cooking-cooking, tapi baking juga. Memberdayakan tepung gandum yang masih sisa banyak dari Cake Zucchini tempo hari. Karena nggak punya stok zucchini, jadi pakai resep lain. Trus ngeliat resep Cake Gandum Oatmeal ini bagus reviewnya, dan easy peasy. Wah, cocok nih. Saya males kalau baking yang susah-susah, sadar bukan ahlinya, ntar malah bantat gak jadi makan cake.


Bahannya kebetulan ada di rumah semua, jadi praktis tinggal cemplung-cemplung. Resepnya menggunakan takaran cup/teaspoon/tablespoon. Dan saya males (lagi) konversi ke ukuran gram, jadi saya keluarkan measuring cup/spoon sakti andalan untuk resep-resep US macam begini. Tinggal sendok, cemplung, sendok, cemplung. Praktisss... Ini ada link tentang measuring cup/spoon, monggo yang mau membaca lebih lanjut.


Resepnya sendiri mirip-mirip dengan Cake Zucchini tempo hari. Kuenya mengembang sempurna walaupun banyak menggunakan bahan yang berbeda dari resep cake pada umumnya. Mentega diganti dengan olive oil. Gula diganti dengan madu. Bahkan pengocokan juga seadanya saja dengan whisk, nggak menggunakan mikser listrik.


Hasilnya? Menurut Mr. Coffeeholic wuenak. Nggak berhenti nyemil tuh. Teksturnya cenderung kasar tidak selembut cake yang dibuat dengan tepung terigu serba guna. Oatmeal membuat kue jadi berasa nutty, kacang-kacangan gitu. Saya juga bingung, kok oatmeal kalau dipanggang jadi cake begini rasanya nutty? Rasa nutty oatmealnya inilah yang bikin kue ini enak.


Selera Mr. Coffeeholic yang jelas rendah lemak, rendah gula, rendah kalori sebenarnya kurang pas dengan selera saya. Dan kebetulan masih ada sisa tepung gandum yang jumlahnya pas banget untuk bikin satu resep lagi. Dan liburnya juga kan lama, butuh banyak cemilan :p Akhirnya gelar loyang lagi bikin satu cake lagi yang pake margarin, gula, sama susu: Cake Gandum Madu.


Yang ini baru cocok dengan saya :D Penggunaan madu dikombinasikan dengan gula memberikan cita rasa klasik untuk kue ini. Kalau yang kurang cocok dengan kue manis, bisa mengurangi takaran gula/madu dalam resepnya. Cake yang manis, legit, dan pas untuk teman minum kopi. Anybody?

Wuih.. Banyak juga ya hasil ngedapur liburan ini *lap keringet*. Membicarakan tentang makanan, apalagi makanan rumahan, selalu memberi perasaan nyaman yang menyenangkan. Membayangkan suasana rumah, berkumpul bersama keluarga dan makan masakan yang dibuat dengan penuh cinta. Ah, saya sangat bersyukur karenanya. Dan di akhir liburan, jemuran hidroponik saya sudah habis dipanen. Waktunya menyemai kembali.

♥♥ CAKE GANDUM OATMEAL ♥♥

Resep diadaptasi dari Genius Kitchen

Bahan :
2 cup tepung gandum
1 cup cooking oatmeal
2 teaspoon baking powder
1 teaspoon baking soda
1 teaspoon pala bubuk
1⁄2 cup madu
1⁄4 cup extra virgin olive oil
1 cup lemon juice (dari fresh lemon yang diperas airnya)
1 tablespoon ekstrak vanilla
3 butir telur ayam

Cara Membuat :

  • Panaskan oven (saya pakai oven tangkring tanpa indikator suhu, jadi azas kira-kira aja, api sedang agak kecil).
  • Lapisi loyang loaf dengan margarin agar cake tidak lengket, sisihkan.
  • Dalam mangkok besar, campurkan extra virgin olive oil dan madu. Kocok lepas dengan whisk sampai tercampur rata. 
  • Masukkan telur, kocok dengan whisk, sampai telur tercampur rata dengan adonan olive oil dan madu.
  • Masukkan lemon juice, baking powder, baking soda, vanilla, dan pala bubuk, kocok dengan whisk sampai tercampur.
  • Ganti whisk dengan sendok kayu besar, masukkan tepung gandum, aduk rata. Selanjutnya masukkan oatmeal, aduk rata.
  • Tuangkan adonan ke loyang.
  • Panggang selama kurleb 50 menit, sampai tes tusuk gigi keluar dari cake dalam kondisi bersih.
  • Biarkan cake mendingin dalam loyang selama 15 menit, baru keluarkan dari loyang dan dinginkan sempurna.


♥♥ CAKE GANDUM MADU ♥♥

Resep diadaptasi dari Joy The Baker

Bahan :
2 1/4 cup tepung gandum
2 teaspoon baking powder
3/4 teaspoon garam
12 tablespoon margarin
1 cup gula pasir
1/2 cup madu
2 teaspoon ekstrak vanilla
3 butir telur ayam
1 cup yoghurt plain

Cara Membuat :

  • Panaskan oven (sama kaya di atas lah, azas kira-kira :D)
  • Olesi loyang dengan margarin dan taburi tepung. Karena adonan ini jadinya banyak, nggak cukup pakai loyang loaf, jadi saya pakai loyang bolu yang berbentuk lingkaran dengan lubang di tengah.
  • Campurkan bahan kering: tepung gandum, baking powder dan garam dalam mangkuk, sisihkan.
  • Dalam mangkuk mikser, kocok margarin, gula dan madu sampai ringan dan mengembang. Tambahkan ekstrak vanilla. Tambahkan telur, satu-persatu, kocok sekitar satu menit untuk tiap telurnya. 
  • Turunkan kecepatan mikser. Tambahkan bahan kering dan yoghurt dalam tiga tahap, mulai dan akhiri dengan bahan kering. Kerok sisi mangkuk dengan spatula bila perlu agar semua adonan teraduk sempurna. 
  • Tuangkan adonan ke loyang.
  • Panggang selama kurleb 55 menit, sampai tes tusuk gigi keluar dari cake dalam kondisi bersih.
  • Biarkan cake mendingin dalam loyang selama 15 menit, baru keluarkan dari loyang dan dinginkan sempurna.

Oh, I love holiday baking, especially the big mug of milk coffee and cake that follows.


Friday, December 22, 2017

Kejutan Warna Manis di Pantai yang Tenang


Seminggu sebelum tahun 2017 berakhir. Ah, rasanya baru saja November berganti Desember, dan sekarang dalam hitungan hari angka tahun pun berganti. Desember adalah bulan yang semarak warna dan perayaan. Juga bulan dengan banyak hari berhujan. Buat saya, Desember itu romantis :)

Bulan buntut di kalender ini juga identik dengan jalan-jalan, liburan sekolah anak, dan tunjangan tahun baru (ngarep ini mah) :D Kesempatan liburan begini biasanya anak-anak udah ribut ngajak jalan-jalan. Alhamdulillah tempo hari ada kesempatan untuk keluar kota, jadi sekalian kami mampir piknik. Tujuannya kali ini ke Pantai Purwahamba Indah, pantai nan tersohor dari Kota Tegal.



Karena kami main ke pantainya pas jam kerja dan hari kerja, pantainya sepiiii.. Yang malah justru asyik karena kami bisa bebas menikmati pantai tanpa suk-suk an, terutama bisa bebas ambil foto tanpa terhalang kerumunan orang.

Saya sudah lama tidak melihat laut. Terakhir waktu lebaran kemarin. Itupun nggak nyaman karena pantainya terlalu penuh pengunjung (ya iyalah, lebaran!). Kami tidak bisa menikmati deburan ombak dan angin dengan tenang, bahkan mencari tempat gelaran untuk duduk saja susah. Nah, kali ini saya "balas dendam". Di tengah sepinya pengunjung, saya bisa menikmati dengan tenang angin sepoi-sepoi sambil duduk leyeh-leyeh di pinggir pantai, sementara anak-anak bermain pasir seluas pesisir yang sepi serasa pulau pribadi.


Ada hal yang selalu membuat saya merindukan laut. Hembusan angin yang kering berpasir, ombak yang sejuk menyentuh kaki, udara yang beraroma garam, dan pandangan luas sampai batas cakrawala. Ada rasa yang menenangkan, meredakan gemuruh pikiran. Saya selalu menyukai laut.


Yang menarik dari pantai ini, adalah adanya unsur warna-warni yang kontras dengan warna dominan air laut, pasir, dan langit luas. Ada semacam jembatan titian yang menjorok ke laut, yang bisa digunakan pengunjung untuk berjalan menuju ke tengah laut. Saya bertemu dengan beberapa pemancing di ujung jembatan. Jembatan ini dicat dengan warna-wara kontras. Melihat warna-warna itu, terasa mencerahkan hari, memberi kejutan ceria pada laut yang menenangkan.


Tidak hanya jembatan, bangku-bangku warung makan pengunjung juga dicat dengan warna meriah yang kontras dengan warna pasir pantai. Bangku warna-warni yang saat duduk di atasnya membuat kita tersenyum mengingat kenangan manis sambil memandang lautan. Bagi saya sangat menyenangkan, juga menenangkan.

Kunjungan kami tidak lama, namun sangat memuaskan. Pulang dari sana mungkin badan capek tak karuan, tapi hati puas dan bahagia. Mungkin lain kali kami akan mampir lagi kalau ada kesempatan.


Warna-warni pantai membuat saya jadi terinspirasi untuk membuat sesuatu yang penuh warna. Sambil mulai menggunakan stok benang polyester yang masih banyak jumlahnya. Saya akhir-akhir ini lebih banyak menggunakan benang-benang lembut untuk wearable project. Kangen juga sama benang "keras" :D. Pinginnya, ini nanti jadi tas. Doakan saya istiqomah ngerjainnya ya :D.


Kali ini saya pakai banyak warna. Supaya kalau dipakai nanti, tasnya mencerahkan hari, dan juga hati. Ah, rajutan dan brokoli kukus hangat saus keju yang baru keluar dari kukusan. Ditambah segelas kopi dengan krimer manis. Mengingatkan saya pada suatu sore ketika udara beraroma garam, di tepian pantai yang manis.


Monday, December 18, 2017

Resep Cake Zucchini dan Sayuran Sehat

Halo semua! Sudah setengah bulan Desember bergulir ya. Sebentar lagi tahun baruan dah kita. Tahun ini ada yang baru di rumah kami. Yang dirawat dan disayang-sayang supaya tumbuh dengan baik dan sehat. Selamat datang momongan baru : Hidroponik!



Tempo hari, saya dan Mr. Coffeeholic sepakat untuk mencoba jadi petani kota. Petani-petanian sih, secara lahan cuma sepetak doang adanya. Awalnya karena di kantor ada tanaman hidroponik, persis tempatnya di samping jendela ruangan saya. Keliatan ijo royo-royo, kinyis-kinyis seger banget. Kan rasanya jadi pingin punya di rumah. Tambah lagi Mr. Coffeeholic pola makannya cenderung plant-based diet, nggak kaya saya yang seputaran fat and sweets :D Kalau ada sayuran siap petik di halaman kan enak tuh, mau makan tinggal petik-petik. Fresh.



Akhirnya saya memesan satu set perangkat hidroponik yang bentuknya kaya jemuran ini ke teman (Akun Instagram: @drsukmana) yang sudah duluan mempraktekkan hidroponik. Silakan silakan yang mau pesan bisa menghubungi beliau haha.. endorse nih endorse. Konon kata teman (karena dia yang rajin browsing masalah hidroponik, saya mah terima mateng aja haha) namanya DFT atau Deep Flow Technique, gambaran apa itu DFT, bisa dilihat di link ini. Bahannya dari pipa pralon dengan diameter besar, di atas rangka baja ringan. Untuk mengalirkan nutrisi ke seluruh pipa, digunakan pompa air akuarium. Kami mulai dengan menanam kangkung, bayam merah, dan pokcoy. Mulai dengan menyemaikan dulu, baru setelah bibit berkecambah dan muncul daun, dipindahkan ke pipa hidroponik.



Sepintas nampaknya gampang ya, semai, lalu pindahkan ke pipa. Ternyata prakteknya tricky lho. Karena tidak melibatkan tanah sebagai media, tanaman hidroponik bergantung sepenuhnya pada nutrisi dalam air yang mengisi pipa.



Cara untuk memberikan nutrisi pada air adalah dengan menuangkan cairan nutrisi dengan komposisi yang tepat dan seimbang, sesuai kebutuhan tanaman (yang bisa jadi beda jenis beda kebutuhannya). Belum lagi kalau hujan. Tinggal di Bogor, namanya aja kota hujan, jelas banyaaaak hujannya. Air hujan yang mengguyur pipa hidroponik dan bercampur dengan air dalam pipa, mengubah kadar nutrisi hidroponik. Saya sempat kesulitan menstabilkan tingkat nutrisi ini, sampai akhirnya kami membeli TDS meter, untuk mengecek kadar PPM. PPM (part per million) adalah satuan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi dalam air. Lebih jelas tentang PPM dapat dibaca pada link ini.



Setelah masa-masa ruwet dengan kadar nutrisi larutan dapat kami lewati, problem berikutnya adalah sinar matahari. Musim hujan, langit mendung, susahnya mencari sinar matahari. Saya harus memindahkan posisi hidroponik untuk dapat memperoleh sinar matahari. Nutrisi sudah, sinar matahari sudah. Tapi kok tumbuhnya nggak seger-seger dan gendut-gendut kaya saya ya?



Ternyata masalah berikutnya adalah oksigen. Hidroponik memerlukan oksigen terlarut dalam air. Cara untuk menghasilkan oksigen terlarut dalam air adalah dengan memasang pompa secara terus-menerus. Selama ini saya hanya menyalakan pompa di pagi dan malam hari. Agar maksimal, pompa dinyalakan sepanjang hari menggunakan timer. Jadi tidak terlalu lama berhenti. Timer dapat mematikan dan menyalakan pompa secara otomatis setiap 10 menit.



Tentang tanda-tanda kekurangan nutrisi pada hidroponik, lebih lanjut dapat dibaca pada link iniiniini dan ini. Komunitas online sungguh mengagumkan ya, nyaris segala informasi yang kita perlukan dapat dicari di internet. Saya berterima kasih pada orang-orang yang dengan sukarela menulis dan membagikan ilmunya di dunia maya ini, sangat bermanfaat bagi pemula seperti saya.



Setelah penggunaan pompa dan pengecekan nutrisi, hasilnya mulai nampak pada tanaman hidroponik. Tanaman kami tergolong lambat tumbuh kembang dibandingkan dengan sesama rekan yang menyemai bibit hidroponik dalam waktu yang sama. Tapi sekarang sudah mulai tumbuh dengan subur dan segar, padahal sebelumnya sempat menunjukkan tanda-tanda kekurangan unsur hara.



Senang ya melihat tanaman yang kita rawat tumbuh dengan baik dan sehat :D Saya jadi nggak sabar untuk panen. Yippie..!



Setelah merawat hidroponik dengan penuh kasih sayang, akhirnya tiba juga waktuuuu... *drumroll* PANEEEEENNNN...! YUUHUUU! *joget-joget* :D See? See? Seger-seger kan? Bedanya dengan sayuran yang dijual di tukang sayur, sayur yang ditanam dan dipanen sendiri itu rasanya krenyes-krenyes, renyah. Mungkin karena bener-bener fresh ya. Baru dipetik langsung diolah. Wah, saya jadi semangaaat nih mau nanem brokoli dan kembang kol. Dua jenis sayuran yang favorit banget di rumah. Ok, langsung cusssss tokopedia beli bibit!



Masih berhubungan dengan pola makan sehat nih, ada rikuwes khusus dari Mr. Coffeeholic yang lebih dulu memulai disiplin menerapkan pola makan sehat dibanding saya yang entah kapan pasti akan segera menyusul :D. He said that he wants a healthy cake. Aah... cake. Saya suka cake. Rasanya sudah pernah ya saya tulis ya bahwa cake adalah salah satu hal favorit saya. I loove cake. Especially butter cake. Saya suka rasanya yang padat, mengenyangkan (poin penting ini haha), punya rasa "manis" yang cukup tidak berlebihan. Dan yang paling penting, bikinnya gampil. Termasuk easy peasy. Gak ribet dan bahannya hampir selalu tersedia di rumah. Saya jadi bisa manggang sewaktu-waktu, kalau lagi pingin cemilan. Rasanya makan roti homebaked itu ya, puaaass.. berasa sukses jadi istri dan ibu (lebay sih, tapi beneran inii). Bikin bahagia ☺️




Selama ini setiap saya memanggang cake, beliau nyicipinnya selalu jimpat-jimpit. Pokoknya ngambil secuil seuprit doang gitu. Nggak pernah mau makan banyak walaupun mengakui rasanya enak. Katanya, "high calories, high sugar". Makanya beliau selalu minta dipanggangin cake yang nggak pake gula, nggak pake tepung putih, dan nggak pake mentega. Lah, itu semua bahan andalan resep cake andalan saya.

Demi memenuhi permintaan tersebut, jadilah saya browsing-browsing healthy baking recipe. Dan mendarat di blog cookieandkate ini. Healthy zucchini bread! Tanpa mentega, tanpa gula pasir, dan mensubstitusi penggunaan tepung putih dengan tepung gandum. Wah, pas banget nih sesuai dengan spesifikasi permintaan 😁 dan review recook nya bagus! Saya pun langsung cuss pesen Go-send untuk mengirim tepung gandum dari toko bahan kue ke rumah (mana sempet mampir beli, ngantor bok!). Pulangnya saya tinggal mampir supermarket dekat rumah untuk beli zucchini, dan cusss langsung pulang untuk baking. Semangat!



Resep ini easy peasy (suer! Gampil!). Kate dengan cerdas mensubstitusi gula pasir dengan madu, mentega dengan olive oil, dan tepung terigu dengan tepung gandum. Kate menggunakan ukuran cup, bukan gram. Jadi daripada saya repot2 mengkonversi ukurannya, saya aduk-aduk lemari piring untuk mencari set pengukur cup dan spoon yang dulu pernah dibeli.



Saya memanggang kuenya dengan suhu rendah. Yah, maklum pakai oven tangkring tanpa pengatur suhu yang valid. Pakai azas kira-kira aja haha.. Alhamdulillah kuenya matang sempurna. Dan tebak gimana rasanya? WUENAK! Mr. Coffeeholic cocok banget dan makan banyaaak tanpa ragu :D. Worth the effort. Resep ini langsung masuk jajaran resep anti gagal andalan keluarga. I will definitely bake more of healthy zucchini bread!

(Pssst... lihat nggak alas selimut rajutnya? Cantik ya, cantik yaa.. :D Saya menulis tentang selimut rajut di postingan ini lho).




♥♥ HEALTHY ZUCCHINI BREAD ♥♥ 

Resep diadaptasi dari cookieandkate

Bahan :
¾ cup kacang mede panggang, cincang kasar
⅓ cup extra-virgin olive oil
½ cup madu
2 telur
½ cup susu UHT plain
1 teaspoon baking soda
2 teaspoons ekstrak vanilla
½ teaspoon garam
¼ teaspoon pala bubuk
1 ½ cup zucchini parut (Saya menggunakan satu zucchini agak besar. Setelah diparut, diperas airnya dan ditiriskan)
1 ¾ cup tepung gandum halus

Cara Membuat :

  • Panaskan oven, karena saya pakai oven tangkring jadi suhunya azas kira-kira :D. Api medium agak kecil lah. Lapisi loyang loaf 9” x 5” dengan margarin agar cake tidak lengket, sisihkan.
  • Dalam mangkok besar, campurkan extra virgin olive oil dan madu. Kocok lepas dengan whisk sampai tercampur rata. 
  • Masukkan telur, kocok sampai telur tercampur rata dengan adonan olive oil dan madu.
  • Masukkan susu, baking soda, vanilla, garam, dan pala bubuk, kocok dengan whisk sampai tercampur.
  • Ganti whisk dengan sendok besar, masukkan zucchini dan aduk. Masukkan tepung gandum, aduk kembali. Terakhir masukkan kacang mede cincang, aduk rata.
  • Tuangkan adonan ke loyang.
  • Panggang selama 55-60 menit, sampai tes tusuk gigi keluar dari cake dalam kondisi bersih. 
  • Biarkan cake mendingin dalam loyang selama 10 menit, baru keluarkan dari loyang dan dinginkan sempurna.
Kate juga menunjukkan cara mensubstitusi resep menjadi resep vegan, dairy-free, egg-free bahkan gluten-free, silakan kunjungi halaman blognya!